Tag Archives: desain

ARSITEKTUR: bukan melulu tentang bangunan-bangunan megah

Apa sih yang ada di bayangan ketika mendengar kata arsitektur? Kenapa ingin jadi arsitek??

Jujur saja, di bangku kelas 3 SMU kala itu, ketika memilih jurusan Arsitektur yang ada di bayangan saya adalah kelak bisa jadi Arsitek. Merancang rumah-rumah yang besar. Bangunan-bangunan yang indah, yang membuat banyak orang berdecak kagum.

Namun setelah lebih dalam menggeluti bidang ini, saya menyadari bahwa pendapat tersebut ternyata salah besar. Hmm.. tidak sepenuhnya salah mungkin, namun yang jelas esensi arsitektur sendiri jauh lebih luas dan dalam daripada itu.

Ya, produk arsitektur memang bukan hanya bangunan-bangunan pencakar langit yang tampak angkuh menjejak bumi. Pun bukan hanya mall dan hotel-hotel mewah berdesain unik yang selalu mengundang kekaguman.  Produk arsitektur juga bukan hanya rumah-rumah mewah milik kaum jetset yang setiap akhir minggu tayang di acara inspirasi hunian yang ditayangkan oleh stasiun tv swasta kita.

Esensi arsitektur yang sesungguhnya terletak pada bagaimana memberi nilai tambah kepada sebuah lingkungan (dan bangunan) sehingga dapat lebih memberi manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Bukan sekedar dinilai dari kemegahan estetika desainnya.

Sebuah karya arsitektur yang dinilai baik itu ternyata tidak harus berdiri ditengah kota besar. Bisa terbangun diantara gang-gang sempit. Bisa pula berdiri di sebuah desa terpencil yang jauh dari modernitas. Bahkan bisa juga berada di tengah-tengah permukiman kumuh.

Sungguhkah?

Belajar dari Diébédo Francis Kéré

This slideshow requires JavaScript.

Gando Primary School, sebuah sekolah dasar sederhana di desa terpencil Gando-Burkina Faso membuktikan hal itu. Karya yang memenangkan anugerah arsitektur internasional “Aga-Khan Award” 2002-2004 ini dinilai memberi manfaat besar bagi masyarakat sekitar dari segi desain, pemilihan material, proses pembangunannya selain tentunya melalui hasil nyata yakni pendidikan dasar yang kini dapat dinikmati oleh anak-anak desa Gando dengan lebih layak.

Diébédo Francis Kéré, arsitek sekaligus penggagas dan pengumpul dana untuk pendirian sekolah itu merupakan satu-satunya penduduk asli desa Gando yang mendapat kesempatan belajar Arsitektur di Universitas Berlin, Jerman melalui program beasiswa. Sadar akan pentingnya pendidikan, Francis Kéré yang kala itu masih berstatus mahasiswa menggagas pembangunan sebuah sekolah dasar di desa asalnya yang masih sangat tertinggal.

“Among other things, school education and training are the basis of any social, professional and economic development. For this reason it is vital that a school is provided for my village and that it is made accessible to as many children as possible.” — Diébédo Francis Kéré

Tidak sekedar menggagas pendirian sekolah itu, Francis Kéré  menggalang dana pembangunannya melalui organisasi yang ia prakarsai yakni “School Bricks For Gando”. Ia juga memikirkan bagaimana desain yang paling sesuai untuk lingkungan dan iklim di desanya. Tak hanya itu, Diébédo Francis Kéré memanfaatkan material lokal untuk pembangunan sekolah yang dirancangnya serta menggunakan sistem pembangunan self-help yang melibatkan partisipasi masyarakat setempat dalam keseluruhan proses pembangunan. Hasilnya? Tidak sekedar lebih hemat biaya, namun juga memberikanpengetahuan dan keterampilan baru yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Mengagumkan..

Hmm… apa saja sih yang dulu saya lakukan saat masih jadi mahasiswa? -___-“

Keberadaan Primary School Gando, mulai dari desain, proses pembangunan, hingga hasil dari kegiatan belajar mengajar  di dalamnya telah memberikan pengaruh nyata dan positif bagi masyarakat desa Gando dan sekitarnya.  Sistem pembangunan yang memberdayakan material dan tenaga kerja lokal telah memberikan keterampilan baru pada masyarakat tentang cara-cara pembangunan dan peningkatan mutu material lokal untuk keperluan pembangunan mereka. Lebih lanjut, keterampilan ini memberikan dampak positif pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.  Bahkan teknik pengorganisasian masyarakat yang diaplikasikan pada desa Gando akhirnya ditiru oleh desa-desa sekitarnya untuk membangun sekolah mereka secara mandiri.  Disisi lain, keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan sekolah membangun rasa kepemilikan masyarakat terhadap sekolah tersebut. Hal itu merupakan salah satu faktor pendorong masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di Gando Primary School.

Francis Kéré dan Gando Primary School-nya telah mengajarkan saya banyak hal. Bahwa sebuah karya arsitektur yang baik ternyata tidak harus selalu lahir dari desain-desain yang megah dan mewah. Bahwa arsitektur itu ternyata bukan hanya milik kaum elit yang berduit. Bahwa ternyata ada begitu banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan karya arsitektur yang baik. Bahwa arti kreatifitas dalam arsitektur itu ternyata lebih dari sekedar olah bentuk untuk menciptakan estetika..

Ps. Keindahan itu relatif, kebermanfaatan itu mutlak.  Sederhana bisa berarti indah, di sisi lain megah juga belum tentu indah. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan binaan yang tidak hanya sekedar indah namun lebih dari itu membawa kebaikan bagi pengguna juga masyarakat sekitar dan lingkungannya…

PUSTAKA

Anonim, Diébédo Francis Kéré Berlin, Germany-Gando, Burkina Faso, www.ethanzuckerman.com/blog/2008/…/inspiration-franciskeke/

Carter, Morgan. M, Architecture and Social Change in the Development Era, International Sustainable Development, www.mcgill.ca/files/mchg/carter_isd_essay.pdf

Carter, Morgan. M, School Bricks for Gando, www.mcgill.ca/files/mchg/carter_isd_casestudy.pdf

Kéré , Diébédo Francis , (2006), Primary School Gando, Burkina Faso, http://www.kere-architecture.com/bf/bf_001.html

http://www.fuergando.de/en/philosophie/philosophie.html

Tagged , , ,